Menyuarakan Kekerasan Seksual Melalui Tulisan

Oleh: Maryam Hito

Cherbon Feminist - Pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan sampai saat ini memang masih  belum mendapatkan perhatian yang lebih. Bahkan seringkali yang menjadi korban  malah justru disalahkan seperti kasus yang terjadi pada Baiq Nuril.

Perempuan yang berprofesi sebagai guru itu dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena dianggap melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Dalam menyebarkan dokumen elektronik dengan muatan asusila.

Padahal ia adalah korban pelecehan yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah,  alih-alih mendapat perlindungan ia justru malah dihukum 6 bulan penjara dan didenda Rp 500 juta.  Kasus Baiq Nuril ini hanya satu dari sekian banyak nya kasus kekerasan dan pelecehan yang terjadi pada perempuan.

Dengan begitu menjelang kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP)  yang diperingati  setiap 25 November -10 Desember semua aktifis di seluruh Indonesia gerak bersama dalam mendesak DPR RI untuk mensahkan RUU Penghapusan Kekererasan seksual (PKS).

Selain itu Cherbon Feminist yang ikut bergabung dengan jaringan perempuan untuk kemanusiaan di Cirebon, juga melakukan upaya dalam mengurangi terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan melalui diskusi dengan tema “Ledies, Speak up”.

Dalam kegiatan yang di fasilitasi oleh Zahra Amin ini masing-masing peserta yang hadir menceritakan pengalaman nya terkait pelecehan bahkan kekerasan seksual yang terjadi pada dirinya, teman dan orang-orang disekitarnya.

Menurut penulis ini adalah kegiatan yang kreatif karena seperti yang dikatakan oleh Nurul Bahrul Ulum sebagai Penanggung jawab Cherbon Feminist Ladies, Speak Up ini memberikan ruang bagi perempuan untuk berani bicara mengenai pelecehan seksual yang dialaminya ataupun yang dialami oleh orang di sekelilingnya.

Sebab banyak perempuan yang ketika menjadi korban pelecehan memilih untuk diam dan mentoleransi perbuatan pelaku.  Bahkan kerapkali seseorang yang menjadi  korban pelecehan seksual justru tidak mengetahui bahwa dirinya telah  diperlakukan tidak baik. 

Senada dengan itu, Zahra Amin juga menyampaikan bahwa Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapapun, baik di ruang privat maupun ruang publik. Dan kebanyakan para korban menganggap hal itu adalah aib sehingga mereka lebih memilih untuk diam dan  berdamai dengan dirinya. Ditambah lagi di Indonesia, budaya menyalahkan korban begitu lazim ditemui sehingga tidak heran ketika penyintas akhirnya memilih untuk tidak melaporkan kasus yang dialaminya.

Padahal dengan tidak menceritakan hal tersebut pada orang lain justru tindakan-tindakan pelecehan akan tetap eksis dan akan semakin banyak yang menjadi korban. 

Oleh karena itu,  penting sekali baik perempuan ataupun laki-laki untuk mengetahui mengenai bentuk kekerasan seksual dan juga berani bicara ketika mengalami tindakan kekerasan dari orang lain. karena kalau bukan kita, ya siapa lagi.

Menceritakan hal buruk yang terjadi pada penyintas memang bukan hal mudah, salah satu alasannya seperti yang saya sebutkan di atas, bahwa sebagian orang menganggap hal itu sebagai aib, masa lalu yang kelam sehingga tabu untuk dibicarakan.  

Melihat fenomena itu, pendidikan menulis suara perempuan menjadi salah satu alternatif dalam upaya memfasilitasi penyintas untuk berani bicara.  sebab, ketika ia tidak berani untuk melaporkan terkait pelecehan atas tubuhnya, penyintas bisa menceritalan hal tersebut lewat tulisan.

Kemudian dengan  tulisan tersebut  mampu menjadi alarm tanda bahaya bagi yang lain,  dengan begitu diharapkan setidaknya bisa mengurangi korban pelecehan seksual.  Mengingat pelecehan itu bukan hanya terjadi di dunia nyata tetapi juga di dunia maya seperti halnya yang terjadi pada artis dangdut koplo Via Valen.

Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan adalah momentum bagi kita warga negara, baik laki-laki maupun perempuan untuk gerak bersama membela, mendukung dan juga  menjadi pendengar yang aktif bagi para penyintas sehingga mereka berani untuk bicara.



Baca Juga:  

Menyuarakan Kekerasan Seksual Melalui Tulisan Menyuarakan  Kekerasan Seksual Melalui Tulisan Reviewed by Cherbon Feminist on December 05, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.